Kamis, 13 Agustus 2009

Tong Kosong Nyaring Bunyinya, Tong Bolong Melompong Isinya



Sekilas, tong warna hijau toska yang berada di peron salah satu statsiun itu baik-baik saja, ya seperti lazimnya tong sampah. "Aku baik-baik saja....," mungkin kira-kira begitu jika ia bisa bicara, seperti lagunya Ratu lah.Bahkan, boleh dibilang jika dilihat sekilas, kondisinya masih oke. Tanpa ragu, aku pun mendekatinya. Untuk apa? Ya untuk buang sampah lah masak buang muka....:p
Namun, kala bungkus penganan nyaris lepas dari jemari tanganku yang sangat kasar kayak amplas (maklum kuli bangunan nek...)tiba-tiba aku mengurungkannya. Ow ow....tong sampah itu separo dasarnya bolong! "Hhhhh...ini jelas-jelas jebakan!" kataku kesal dalam hati. Finally, kukantongi aja tuch bungkus makanan kecil.
Ternyata, tong sampah itu seperguruan dengan miss kunti, sama-sama bolong. Dah gitu, dia sudah tidak layak lagi menyandang nama besar tong sampah, tapi harus diganti menjadi tong bolong. Kalo dia ngotot tetap ingin dipanggil tong sampah, sudah tidak pantes lagi. Pasalnya, ga bisa nampung sampah. Masih mendingan tong kosong meski nyaring bunyinya masih bisa diisi macem-macem mulai dari tanaman hingga sisa-sisa bangunan. Tong kosong pun bisa menjadi tong sampah. Kalo tong bolong? Ya mlompong isinya. Alias ga ada apa-apanya.
Hal-hal kecil kayak begini membuktikan betapa besar 'perhatian'pemerintah, instansi terkait dan masyarakat Indonesia akan kebersihan lingkungan. Sehingga, tong sampah pun dibiarkan bertengger anggun meski sudah bolong. Yang penting kan kelihatan care pada lingkungan. Padahal.....

Tidak ada komentar: