Rabu, 24 Maret 2010

Disangka Lumpuh Tapi Tangguh

Laki-laki kurus itu terus duduk melaju di atas papan seluncur. Kakinya yang cacat terkulai lemah di depan.Tangannya menjadi tumpuan papan. Dua buah kayu dipakai sebagai sandaran. Di atasnya tertancap bendera merah putih lusuh berdebu. Sementara tas punggung memeluk erat.

Sosoknya menyeruak di antara mobil dan motor yang beradu cepat menuju tujuan di Jalan Kramat Raya, Senen, Jakarta Pusat. Tak pelak, hidungnya harus menghirup kepulan polusi yang berdesakan keluar dari knalpot roda dua, tiga, dan empat. Kupingnya dipaksa kebal terhadap raungan kendaraan. Belum lagi suara bajaj yang bukan main riuhnya.

Kulitnya legam terpanggang sinar. Beruntunglah masih ada topi yang setia menemani. Minimal bisa bersembunyi dari kilau mentari. Atau menyembunyikan wajah kala kamera menyapa. "Tujuan saya masih jauh," ujarnya menjawab pertanyaanku sambil berlalu. Laki-laki cacat itu melaju. Kaki cacatnya tidak menjadi penghalang baginya untuk menjelajah bumi Illahi. Ia ternyata seorang pengelana. Yah, mirip-mirip sebuah iklan lah. "DISANGKA LUMPUH. PADAHAL TANGGUH." OK dech Man...Selamat mengembara...Merdeka!!!!